17 Desember 2007

Project Conseptor

Wah ternyata susah juga jadi seorang project conseptor, selama ini dalam mengerjakan segala project saya selalu aja jadi orang terakhir, maksudnya dalam hal ini adalah si – pembuat software. Emang saya akui membuat software itu gak mudah, butuh konsentrasi dan kepekaan terhadap kebutuhan user.

Tapi berbicara tentang kepekaan, programmer bukan orang yang mesti memusingkan hal tersebut. Diatas programmer ada sistem analis, sistem analis adalah orang yang melakukan proses konversi kebutuhan user menjadi solusi-solusi teknis yang terbaik untuk selanjutnya dikerjakan oleh para programmer. Tentunya untuk menjadi seorang sistem analis mutlak diperlukan penguasaan teknis software yang baik ( minimal pernah buat beberapa software dengan bahasa pemrograman dan konsep yang berbeda ) dan ditambah wawasan yang luas tentang dunia teknologi informasi.

Saya salah satu anak ingusan di dunia teknologi informasi, dan saya ngerasa cukup beruntung aja dapat pekerjaan yang mengharuskan saya terjun langsung untuk menyaksikan para project conseptor bertarung, ya bocorannya saya sekarang kerja di perusahaan IT Consultant. Dari tempat ini ada banyak hal yang membuat saya harus membuka mata lebar-lebar tentang peluang kerja di dunia teknologi informasi. Ternyata saking potensialnya dunia ini, banyak kalangan dari background pendidikan yang jauh dari IT ingin berkecimpung di dalamnya, terutama kalangan pebisnis, politikus dan marketing ( yang selama ini saya pantau ).

Ternyata keahlian dalam membuat software itu hanya sebagian kecil upaya untuk mendapatkan kesuksesan di dunia IT menurut saya. Jika ingin mengukir prestasi kita harus belajar, belajar dan belajar. Emang gak baik juga terus-terusan manteng di depan layar komputer, ada dampak buruk yang dapat mengganggu prestasi kerja, yaitu kurangnya sosialisasi. Mungkin untuk sosialisasi dengan rekan-rekan kerja gak masalah, bisa guyon dan becanda macem-macem, tapi untuk dapat meningkatkan kualitas kita juga harus dapat bersosialisasi dengan pasar, disini pasar dunia IT lebih difokuskan kepada level end-user ( pengguna to’ ).

Ternyata gak gampang untuk mensosialisasikan sebuah software kepada orang awam IT, susaaah banget. Di mata kita software yang kita buat mungkin punya nilai 9.9 tapi apa artinya kalau si pemakai tidak paham akan kegunaan, fasilitas atau bahkan tujuan dibuatnya software ini, bisa jadi sia-sia apa yang dah kita buat toh.

Disinilah peran seorang project conseptor, tanggung jawab posisi ini adalah mensosialisasikan sebuat teknologi berbasis IT kepada pengguna, baik dari sisi manfaat, kegunaan, tujuan jangka pendek dan jangka panjang, sampai faktor-faktor yang sensitif yaitu biaya yang dibutuhkan.

Jujur aja yang namanya duit gak bisa diajak main-main coz ini faktor dimana manusia bisa saling menjatuhkan satu sama lain apabila tidak terjadi sebuah kesepakatan yang baik. Seorang project conseptor harus mengerti benar bagaimana sebuah software haruslah dinilai sebagai sesuatu yang sangaaat bermanfaat sehingga harga yang ditawarkan bukanlah suatu masalah karena pengguna dihadapkan dengan peningkatan hasil kerja yang jauh lebih baik dengan memanfaatkan software tersebut.

Beberapa kalimat dan paragraf diatas saya susun dari pengalaman dan beberapa perbincangan saya dengan orang-orang yang sudah cukup lama berkecimpung di bisnis pemanfaatan IT. Mungkin aja saat ini saya takjub bisa ada orang-orang seperti mereka tapi saya ngerasa biasa aja coz saat ini saya masih kecil dan gak bisa seperti mereka karena mereka sudah start duluan di dunia ini, saya yakin akan lebih baik dari mereka pada suatu saat nanti, dan saya suatu saat akan menceritakan semua pengalaman saya ke orang yang nantinya akan belajar sama seperti saya saat ini, biar mereka bisa jadi saingan saya di masa yang akan datang, bagus toh?!.